Kalah di semi final Piala Sudirman, Arema ulangi mimpi buruk Piala Presiden
Pesepakbola Arema Cronus, Cristian Gonzales (tengah) berusaha melewati pesepakbola Mitra Kukar dalam pertandingan semi final Piala Jenderal Sudirman leg kedua di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada 17 Januari 2016. Foto oleh Ari Bowo Sucipto/Antara
MALANG, Indonesia — Anwar Sudarmadi terduduk sambil setengah melamun. Di sampingnya tergeletak kostum singa yang digunakan untuk mendukung Arema Cronus saat bertanding melawan Mitra Kukar di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu petang, 17 Januari.
Pria berusia 55 tahun yang sering dipanggil dengan Pa’de Singa itu sempat mendapat firasat Arema akan bernasib tak mujur di pertandingan semi final Piala Jenderal Sudirman. Namun, seperti sekitar 44 ribu Aremania — julukan untuk suporter Arema — yang malam itu memadati Kanjuruhan, Anwar masih tetap berangkat untuk memberikan dukungan nyata di lapangan, tanpa berbuat kerusuhan.
“Bisa kalah di kandang sendiri, tim-tim lain itu selalu menang kalau di kandang, rasanya masih sulit dipercaya,” kata Anwar, Senin, 18 Januari, usai pertandingan.
Minggu malam itu Arema kalah adu penalti setelah mengakhiri pertandingan 90 menit dengan skor 2-1, dengan kemenangan untuk Arema. Tuan rumah dan lawan harus melanjutkan pertandingan lewat adu penalti karena skor di Malang sama dengan skor kemenangan Mitra Kukar di Tenggarong pekan sebelumnya, 2-1.
Dengan demikian, agregat kedua klub 3-3 dan harus menentukan pemenang melalui babak penalti.
Drama adu penalti nampaknya tak berpihak pada tuan rumah yang tiga kali gagal mengeksekusi tendangan.
“Ini jadi kebalikan, selama di Malang kemarin Arema tak pernah kalah,” kata Anwar.
Selama babak penyisihan grup hingga delapan besar, Arema selalu tampil gemilang dan hampir tak terkalahkan. Hanya butuh dua kali kekalahan yang membuat langkah Arema kandas.
Anwar mengingat, dirinya tak pernah absen berdiri di belakang gawang lawan mengenakan kostum singa sejak di babak penyisihan. “Saya selalu berangkat yakin Arema menang. Dan memang, selalu menang selama di Malang,” kata Anwar yang tidak dibayar manajemen dan tetap membayar tiket untuk bisa masuk ke dalam stadion sambil mengenakan kostum singa buatannya sendiri.
Hanya saja, di partai semi final dengan sistem gugur itu, Anwar menjumpai beberapa firasat buruk tentang Arema ketika berangkat dari rumahnya.
“Saya bertemu dengan dua peristiwa kematian. Itu biasanya jadi pertanda buruk. Tapi saya tetap berangkat karena menang atau kalah saya tetap ingin mendukung Arema,” ujarnya.
Aremania kecewa batal ke Jakarta
Kekalahan Arema tidak hanya membuat Anwar kecewa. Ada sekitar delapan puluhan Aremania yang sebelumnya siap berangkat ke tempat final laga Piala Jenderal Sudirman harus batal akibat hasil pahit itu.
Ahmad Gozali, koordinator tur Aremania, mengatakan sedang mengajukan pemesanan tiket kepada pengelola Kereta Api di Stasiun Malang sebagai sarana transportasi untuk mengangkut Aremania menuju laga final yang informasinya akan berlangsung di Jakarta.
Idealnya ada tiga kereta Matar Maja untuk mengangkut Aremania pada Jumat dan Sabtu pekan ini, 22 dan 23 Januari.
“Rencananya ada delapan puluh ribu Aremania dari Malang maupun luar Malang yang akan mendukung Arema saat di final,” kata Ahmad.
Pilihan menggunakan kereta diupayakan sebagai moda transportasi utama setelah terjadi insiden pengeroyokan yang menewaskan dua Aremania saat babak delapan besar Piala Jenderal Sudirman berlangsung di Sleman, Jawa Tengah.
Saat itu, Aremania banyak menggunakan bus dan kendaraan darat lain untuk menuju Sleman.
“Setelah itu banyak Aremania yang ingin naik kereta saja karena lebih aman. Sisanya naik kendaraan masing-masing,” kata Aji, seorang supporter Arema.
Namun, setelah Arema takluk di kandang sendiri, impian itu segera buyar. Masih segar di ingatan Aremania, hal serupa juga dialami Arema di turnamen Piala Presiden.
Arema yang tampil cemerlang sejak babak penyisihan harus puas berada di urutan ketiga setelah dikalahkan Sriwijaya FC, yang menjadi runner up Piala Presiden.
Minggu petang itu, Aji mengingat, dirinya tak ingin segera beranjak dari tempat duduknya di tribun ekonomi meskipun drama tendangan penalti telah lama usai dan Arema kalah setelah tiga eksekusinya gagal masuk di gawang Mitra Kukar. —Rappler.com
BACA JUGA:
Ayo langganan Indonesia wRap