Kurniawan Dwi Julianto lolos seleksi pertama calon ketua PSSI
Jumpa pers pengumuman hasil verifikasi nama-nama calon Ketua Umum, Wakil dan anggota Exco PSSI oleh KP PSSI, Sabtu 10 September. Foto: Akun Twitter resmi PSSI.
JAKARTA, Indonesia - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memang baru dilepas sanksinya oleh organisasi FIFA. Ketua Umumnya pun baru lengser karena tersangkut kasus hukum.
Di tengah badai organisasi itu, ternyata PSSI cukup seksi dan membuat beberapa orang tertarik untuk memimpin induk sepak bola di tanah air tersebut.
Rapat di rumah Agum Gumelar yang digelar pada Sabtu, 10 September sore menjadi penanda jumlah bakal calon yang telah lolos verifikasi berkas-berkas resmi yang disyaratkan oleh Komite Pemilihan (KP), untuk mengikuti pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan kongres PSSI pada 17 Oktober mendatang.
Dari data awal calon ketua umum (caketum) memang ada 11 nama yang mendaftar. Setelah melalui proses penyaringan syarat-syarat menjadi caketum PSSI, ternyata hanya delapan calon yang lolos. Dua nama yang sangat familiar tapi tidak lolos menjadi bakal calon Ketum PSSI itu adalah Imam Nahrawi dan Joko Driyono.
Ketua Komite Pemilihan (KP) Agum Gumelar menjelaskan bahwa banyak sejatinya yang ingin mencalonkan menjadi Ketum tapi gagal di persyaratan menjadi ketua umum itu sendiri. Nama lain yang tergerus dari nama calon Ketum karena tak memenuhi syarat yaitu Sarman dan Subardi.
"Yang tidak lolos itu karena saat verifikasi, ada berkas yang tak terpenuhi sesuai syarat. Yang paling banyak form B1. Artinya beliau tidak bersedia dicalonkan seperti Imam Nahrawi dan Joko Driyono," tutur Agum.
Mereka yang telah diumumkan oleh KP per hari ini, tapi ternyata ada nama yang tak lolos bukan berarti mereka sudah tamat. Namun, ada mekanisme banding, yang nantinya berfungsi untuk mempertanyakan serta menggugat kenapa tidak lolos nama mereka dalam calon Ketum, Waketum, ataupun anggota Exco.
Menurut Agum, mekanisme tersebut diatur dalam statuta. Karena itu, ada Komite banding pemilihan (KBP) yang fungsinya untuk menggugat hasil keputusan KP yang diumumkan pada Sabtu ini.
"Bagi mereka yang tidak terpilih atau lolos, masih dikasih kesempatan untuk naik banding melalui komite banding," ungkap mantan panglima ABRI tersebut.
Nantinya, KBP akan bekerja pada 17 dan 18 September, menerima komplain atau gugatan dari calon baik itu Ketum, Waketum, ataupun anggota Exco PSSI yang namanya sudah mendaftar, tapi tidak diputuskan lolos oleh KP pada Sabtu.
"Ya bisa dikatakan ini calon tetap, tapi sementara karena masih bisa dibanding. Baru setelah KBP bekerja, mereka akan mengumumkan 19 calon tetap, yang benar-benar tetap," paparnya.
Kurniawan penuhi syarat di menit akhir
Saat hari pendaftaran terakhir calon ketum, wakil ketua umum, dan exco PSSI dilakukan pada 6 September lalu, Kurniawan Dwi Yulianto adalah salah satu calon yang sampai jelang detik akhir syaratnya belum lengkap. Mantan striker timnas dan sejumlah klub besar Indonesia itu ternyata belum menyertakan surat keterangan tidak pernah menjadi narapidana dari pengadilan negeri.
Dengan kerja keras, pada malam hari akhirnya surat itu keluar dan bisa diberikan kepada KP persis jelang penutupan pendaftaran. Usaha itu ternyata tak sia-sia, dari verifikasi berkas dan syarat, Kurniawan ternyata dinyatakan melaju. Dia akan bersaing dengan tujuh calon lain yang telah lebih dulu diverifikasi dan lolos.
Saat dikonfirmasi, Kurniawan mengaku cukup senang dan cita-citanya untuk melakukan perbaikan pembinaan usia dini dan memperbaiki mental stake holder masih terjaga, setidaknya sampai hari ini.
"Mudah-mudah segera ditetapkan sebagai calon sah. Nanti baru kita bergerak lebih masif demi sepak bola Indonesia yang lebih jujur," tuturnya.
Dia menegaskan tak gentar untuk bersaing dengan siapapun, bahkan Jenderal sekalipun yang saat ini ada dalam bakal caketum PSSI. Mereka ada Letjen Edy Rahmayadi, Jenderal (purn) Moeldoko, dan Brigjen (purn) Berhard Limbong.
"Saya tidak takut bersaing dengan siapapun. Yang pasti, karena saya adalah mantan orang sepak bola, pemain sepak bola, saya memiliki program tersendiri untuk memperbaiki prestasi Indonesia, sepuluh tahun ke depan," tandasnya.
Kans yang lain? dia tak mau pusing. Bagi Kurniawan, yang terpenting saat ini dirinya memberikan waktu dan konsentrasi untuk sepak bola Indonesia dan pembinaan sepak bola Indonesia untuk masa yang akan datang. -Rappler.com
Ayo langganan Indonesia wRap