Trump wujudkan janji kampanye untuk bangun tembok pembatas dengan Meksiko
TEMBOK PEMBATAS. Presiden AS, Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif untuk segera membangun tembok pembatas di wilayah selatan Negeri Paman Sam dengan Meksiko. Foto oleh Timothy A. Clary/AFP
JAKARTA, Indonesia - Presiden Donald Trump pada Rabu, 25 Januari waktu setempat mulai merancang ulang penegakan kebijakan imigrasi Amerika Serikat. Di antaranya, dengan mewujudkan janji untuk membangun tembok pembatas di sepanjang wilayah selatan Amerika Serikat. Presiden berusia 70 tahun itu juga mempercepat proses deportasi para imigran yang tidak memiliki dokumen izin tinggal di Negeri Paman Sam.
Kebijakan baru itu ditandai dengan penandatanganan dua perintah eksekutif untuk segera membangun sebuah tembok di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko, meningkatkan pasukan patroli perbatasan dan meningkatkan petugas penegak imigrasi yang akan melakukan deportasi. Total, ada sekitar 10 ribu pejabat imigrasi yang segera direkrut.
Perintah eksekutif itu juga berisi seruan agar kota-kota yang kerap membatasi gerak petugas imigrasi tidak diberikan pendanaan dan memprioritaskan segera mendeportasi bagi imigran ilegal.
“Sebuah bangsa tanpa wilayah perbatasan bukanlah sebuah negara. Mulai hari ini, Amerika Serikat akan mengambil kembali kendali wilayah perbatasannya,” ujar Trump ketika berbicara di markas Departemen Keamanan Dalam Negeri di Washington.
Namun, walaupun Trump memerintahkan agar pembangunan tembok perbatasan di wilayah selatan segera dilakukan, namun dalam perintah itu tidak menyebut biaya yang dibutuhkan dan siapa yang akan mengeluarkan dana tersebut. Sebelumnya, Trump sudah berulang kali mengulangi janjinya saat berkampanye bahwa Meksiko akan mengganti dana para pembayar pajak Amerika Serikat untuk pembangunan tembok. Namun, ide itu ditolak mentah-mentah oleh pejabat berwenang Meksiko.
Tetapi, dia bersikeras bahwa Meksiko akan bersedia membayar 8 miliar dollar untuk membangun tembok.
“Akan ada pembayaran, mungkin itu akan dalam sebuah bentuk yang mungkin sulit,” katanya tanpa menjelaskan lebih jauh.
Ketika berkampanye dulu, Trump mengatakan dana yang dibutuhkan untuk membangun tembok sepanjang 3.218 kilometer yakni 8 miliar dollar. Tetapi, para pengamat memprediksi biaya yang dibutuhkan justru dua kali lipat dari itu.
Trump menekankan pembangunan tembok itu juga akan “membantu Meksiko” dengan mencegah pergerakan imigran ilegal dari area di bagian selatan menuju ke Meksiko.
“Kita akan membuat stabil bagi kedua pihak di wilayah perbatasan dan kami juga mengerti bahwa sebuah ekonomi yang sehat dan kuat di Meksiko juga sangat baik untuk AS,” kata dia.
Kebijakan Trump dinilai rasis
Di mata warga Meksiko apa yang dilakukan oleh Trump justru kebijakan pembangunan tembok itu malah bisa memisahkan keluarga dan warga biasa yang ingin mencari pekerjaan temporer di AS. Ini merupakan lapangan pekerjaan yang tidak diminati oleh warga AS dan justru bisa menopang perekonomian Negeri Paman Sam.
Sementara, dalam laporan BBC, sebagian warga Meksiko menganggap kebijakan pembangunan tembok rasis dan xenofobik. Oleh sebab itu, baik warga Meksiko, pekerja dan pejabat di Meksiko sepakat tidak akan bersedia membayar pembangunan tembok yang mereka tak inginkan dan tak dibutuhkan.
Bahkan, sebagian besar warga Meksiko sudah paham risiko jika menyeberang ke AS secara ilegal, apalagi melalui area perbatasan di gurun pasir Arizona. Alih-alih membangun tembok, warga Meksiko lebih menginginkan adanya reformasi imigrasi secara menyeluruh termasuk program pekerja untuk pendatang dan diberikannya visa bekerja secara temporer.
Selain perintah untuk membangun tembok, ke depannya Trump juga akan mengumumkan pembatasan imigran dari tujuh negara Afrika dan Timur Tengah termasuk Suriah, Yaman dan Irak. - Rappler.com
Ayo langganan Indonesia wRap