Umat Buddha minta Tim Cyber Polri saring berita hoax tentang Rohingya
Sekitar 500 orang menggelar aksi solidaritas kemanusiaan untuk Rohingya di Surabaya, Selasa (5/9). Foto oleh Amir Tejo/Rappler
SURABAYA, Indonesia — Ketua Pengurus Cabang Surabaya Majelis Theravada Indonesia, Irwanto, meminta Tim Cyber Bareskrim Polri dan BIN mencegah penyebaran hoax dan informasi provokatif tentang Rohingya.
Langkah tersebut dinilai penting karena berita hoax dan ujaran provokatif yang berseliweran di media sosial bisa memprovokasi warga untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami sangat mengharapkan Cyber Crime Polri dan BIN mendeteksi informasi yang bersifat provokasi agar tidak menyebar ke masyarakat," kata Irwanto saat mengikuti aksi solidaritas kemanusiaan Rohingya di Surabaya, Selasa 5 September 2017.
Irwanto mengatakan umat Buddha Surabaya juga telah mengimbau masyarakat Surabaya agar bisa menyaring informasi yang beredar di media sosial dan tidak terprovokasi dengan ujaran kebencian.
Sampai saat ini, Irwanto melanjutkan, belum ada keluhan umat Buddha di Surabaya yang terganggu sebagai dampak dari etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar.
"Sangat perlu diingat bahwa tidak ada agama yang dapat dikaitkan dengan kekerasan dan terorisme. Karena aksi itu tak mencerminkan umat yang beragama," kata Irwanto.
Selain itu Irwanto juga telah meminta jaminan kepada pemerintah soal keamanan rumah ibadah dan ketenangan umat Buddha dalam menjalankan ibadah mereka.
Hari ini sekitar 500 orang dari berbagai elemen di Surabaya menggelar aksi solidaritas kemanusiaan untuk Rohingya. Selain membentangkan poster, mereka juga menggalang donasi. —Rappler.com
Ayo langganan Indonesia wRap