Bincang Mantan: Yuk, bicara masalah kecantikan!
JAKARTA, Indonesia —Kedua penulis kolom Bincang Mantan adalah antitesa pepatah yang mengatakan kalau sepasang bekas kekasih tidak bisa menjadi teman baik. Di kolom ini, Adelia dan Bisma akan berbagi pendapat mengenai hal-hal acak, mulai dari hubungan pria-wanita hingga (mungkin) masalah serius.
Adelia: Cantik itu butuh usaha
Saya sebenarnya bingung harus menulis tentang kecantikan dari segi mana: mengenai standar masyarakat, privilege orang berpenampilan menarik, atau tip-tip memodifikasi wajah layaknya perias wajah ternama?
I’d love to be that person yang bilang kalau penampilan tidak sepenting inner beauty, but we’re living in an unfair world. Most of the time, attractive people get it easier.
Tidak, saya di sini tidak menyuruh kamu untuk operasi plastik atau meratapi fisik. Saya hanya mau mengadvokasikan pentingnya merawat diri, supaya terlihat cantik dan terawat. Seperti lawakan lawas yang sering kita dengar, “Cantik itu relatif, jelek itu mutlak”. Iya, jahat sih emang — yah, namanya juga lawakan anak SMP. Tapi ada benarnya juga sih.
Saya enggak akan pin-point fitur apa yang "cantik" dan apa yang "jelek". Saya lebih percaya pada pembedaan "terawat" dan "tidak terawat" alias belel. Karena, seperti kebanyakan hal, "cantik" adalah konstruksi sosial. Bentuk alis, tebal-tipisnya badan, kulit matte atau glowing, muka mulus atau penuh freckles: semua konstruksi sosial yang bisa berubah kapan saja. Jadi, ya enggak akan beres-beres kalau kamu mau mengikuti standar kecantikan masyarakat terus-terusan.
You don’t have to be white, skinny ,and tall to be beautiful. You’re beautiful in your own way. But, it takes effort to be attractive. Kalian pikir Raisa tiba-tiba bermetamorfosis dari tampilannya saat SMA hingga jadi seperti sekarang? Yakin deh, ada diet, kunjungan ke dokter kulit, olah raga, latihan make-up, dan lain-lain yang terlibat. Semua butuh usaha.
Sekali lagi, saya enggak bilang kamu harus jadi make-up junkie atau bilang kalau penampilan adalah yang utama. I’m just advocating the importance on looking well-composed to get what you want in life easier.
Buat ukhti-ukhti yang percaya kalau bersolek itu tidak baik, good for you. Tapi buat saya, tidak ada salahnya merawat diri dan menghargai yang sudah diberikan Tuhan.
Kalau kamu feminis yang bilang perempuan harusnya enggak boleh menyerah pada standar sosial, ya terserah. I guess everyone has to choose his/her own battle. Buat saya, kalau cover-nya saja tidak menarik, bagaimana orang mau melihat isi bukunya? Kalau mulai pembicaraan saja orang sudah tidak mau, bagaimana kamu bisa menunjukkan isi otak dan kebaikanmu?
Bisma : Manusia bukan flora fauna yang dari Sabang sampai Merauke bisa sama bentuknya
Apa sih cantik? Untuk coba temuin jawabannya, yuk kita lihat percakapan berikut ini:
“Apa yang kau maksudkan dengan cantik?”
“Apa? Kan kau sendiri sudah rumuskan? Letak dan bentuk tulang yang tepat, diikat oleh lapisan daging yang tepat pula.”
Dialog di atas bisa kita temukan di buku Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, salah satu sastrawan terbesar yang dimiliki Indonesia. Pada tulisan itu beliau secara lugas menyampaikan bahwa cantik itu terkait dengan tulang, dan daging. Yang berarti cantik bisa dilihat dari fisik seseorang.
Selanjutnya coba simak penggalan lagu berikut ini:
“You are beautiful beautiful beautiful”
“Kamu cantik dari hatimu”
Penggalan lirik itu saya ambil dari reffrain lagu berjudul Beautiful yang dinyanyikan oleh Cherrybelle, salah satu girl band yang sempat sangat populer di Indonesia. Menurut mereka, cantik itu bukan dari fisik, melainkan dari isi hati seseorang.
Jadi sebetulnya cantik itu apa sih? Fisik atau hati? Apakah kamu team Pram atau Cherrybelle?
Saya pribadi termasuk ke team Pram. Cantik itu fisik, toh menurut KBBI pun cantik itu artinya “elok; molek (tentang wajah, muka perempuan” yang jelas-jelas fisik.
Argumen saya kenapa hati tidak bisa cantik adalah karena untuk hati sudah ada istilahnya sendiri. Kalau seseorang itu tidak sombong namanya “rendah hati”. Kalo seseorang itu tidak jahat ya namanya “baik”. Kalo tidak suka berbohong? Ada kok istilahnya yaitu “jujur”. Kita tidak perlu bingung .
Jadi cantik itu adalah fisik, period!! (sorry team Cherrybelle). Orang yang bilang “hati cantik” tidak ubahnya hanya menggunakan majas metafora saja dalam menunjukkan kebaikan seseorang. Bukan berarti memang hatinya cantik secara harafiah.
Yang menarik dibahas adalah, kata sifat cantik seakan punya “kasta” diatas kata sifat lainnya. Seakan cantik ini adalah yang utama diatas segala-galanya. Saya pernah baca cerita teman saya yang bilang bahwa ada seorang anak SMA yang dikucilkan dan di bully oleh pergaulannya sesederhana karena menurut temannya dia tidak cantik.
Apakah itu salah? Iya tentu. Apakah ini masalah baru? Sepertinya tidak.
Pada hakikatnya secara alami sesuatu yang cantik pasti akan didahulukan dibanding yang tidak cantik. Kenapa bunga berwarna warni? Atau kenapa burung merak punya ekor yang sangat Indah? Jawabannya cuma satu. Supaya mereka dipilih. Bunga Indah supaya serangga mau datang membantu reproduksinya, sedangkan burung merak untuk dipilih lawan jenisnya.
Begitupun manusia yang berusaha tampil cantik untuk menarik perhatian orang lain, tapi kalo manusia bukan cuma untuk reproduksi saja. Penampilan fisik sangat penting karena memang itulah yang paling mudah dicerna oleh manusia sebagai first impression, and first impressions really do matter untuk semua hal termasuk pekerjaan dan pertemanan.
Jadi apa sih satuan cantik itu?
Standar cantik terus berevolusi mengikuti perkembangan zaman. Menurut berita yang saya dapat Cleopatra yang katanya cantik banget, tidak memenuhi standar cantik zaman sekarang lho. Ada yang bilang Cleopatra tidak terlalu tinggi dan bertubuh agak besar. Tapi dulu itu orang yang bertubuh besar itu dianggap cantik karena berarti dia kaya dan bisa makan enak terus. Make sense.
Untuk zaman sekarang lagi-lagi medsos yang punya andil. Di Instagram, semua orang di seluruh dunia menganggap “cantik” itu ya tinggi langsing kulit bersih dan lain-lain you name it. Buktinya itu yang dianggap cantik dan menarik perhatian adalah orang yang "begitu" pasti punya banyak followers dan likes nya ribuan di mana dua hal itu adalah bentuk acknowledgement paling kasat mata di zaman sekarang ini.
Karena persepsi macam itu lah sekarang semua orang mengejar standar yang seragam. Seragam kayak bunga mawar yang dari Sabang sampai Merauke sama aja bentuknya. Sekarang semua orang maunya seragam, tinggi langsing rambut panjang. Padahal setiap manusia itu beda. Kita bukan tumbuhan, kita enggak usah ikut-ikutan yang lain.
Percaya deh, standar yang ditetapkan dari medsos itu sifatnya utopis alias khayalan belaka karena media itu cuma menampilkan kesempurnaan yang tidak akan habis dikejar. Tidak akan ada orang masukin hal-hal susah di medsosnya (kecuali memang jual derita atau pencitraan).
So, daripada ngejar sesuatu yang enggak jelas gitu, kenapa sih enggak coba tampilin aja keunikan yang kita punya? Ketika semua orang berusaha menjadi mawar, enggak usah ikut-ikut mau jadi mawar. Tunjukin aja keunikanmu, kamu mungkin jauh banget dari mawar dan mungkin jadi dikucilkan, tapi kamu itu sebetulnya bunga lily. Beda memang, tapi perbedaan itu yang bikin kamu lebih mahal.
I believe that everyone is born unique, and being unique is beautiful.
—Rappler.com
Ayo langganan Indonesia wRap